Jumat, 22 Februari 2013

Home » , » Kesabaran Rakyat Gaza, Teladan Pembinaan Karakter Siswa

Kesabaran Rakyat Gaza, Teladan Pembinaan Karakter Siswa

SDIT As Salam Gunung Putri Bogor Jawa Barat
MafazaOnline-BOGOR-Agresi Israel ke Gaza mengakibatkan kerugian materi lebih dari USD 1,2 juta milyar.  Taher al-Nunu juru bicara Hamas mengatakan kepada para wartawan di kota Gaza pada Ahad (25/11/2012) bahwa kerusakan langsung yang disebabkan oleh serangan-serangan udara Israel sebesar USD 545 milyar sementara kerusakan tidak langsung sekitar USD 700 milyar, lapor AFP.

“Sedikitnya, 200 rumah hancur dan 8.000 lainnya mengalami kerusakan akibat delapan hari operasi militer Israel yang membabi buta,” kata Nunu

Nunu melanjutkan 42 bangunan yang hancur bukan rumah penduduk, tapi markas pemerintahan Hamas, masjid dan sebuah pusat kesehatan juga benar-benar hancur. Sementara itu, lebih dari 160 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, gugur dan sekitar 1.200 lainnya menderita luka-luka akibat serangan udara Israel.

Menurut militer Israel, selama agresi ke Gaza, yang dilakukan antara 14 November dan 21 November, lebih dari 1.500 target telah dihantam serangan bom di seluruh Gaza. Serangan udara ke Gaza berakhir setelah rezim Israel dan Hamas sepakat untuk gencatan senjata yang ditengahi Mesir.

Menumbuhkan Solidaritas

Umat Islam tentu tak bisa tenang bila ada saudaranya yang teraniaya. Semut saja bila diinjak akan menggigit, apalagi sebagai muslim tentu akan bangkit perlawanannya bila melihat saudaranya dizalimi. Perasaan senasib ini tak terkecuali dirasakan pula oleh adik-adik kita dari SDIT As Salam Gunung Putri Bogor. Menurut  Muhammad Januar SPd, Kepala Sekolah SDIT As Salam, penderitaan warga Gaza atas agresi Israel   inilah yang mendorong guru-guru di SDIT As-Salam untuk bergerak mengumpulkan donasi untuk kaum muslimin Gaza yang dizalimi Israel.

Lebih lanjut Januar menuturkan, memang di sekolah yang dia kelola, ada pendidikan karakter untuk anak-anak di SDIT As Salam. Pendidikan karakter ada di kurikulum itu sendiri —yang memang sekarang ini sedang digalakkan oleh pemerintah sebagai Pendidikan Berkarakter— salah satunya dengan menumbuhkan jiwa sosial. “Momen perjuangan kaum muslimin Gaza Palestina melawan agresi Israel ini kami jadikan untuk membangkitkan rasa empati anak-anak pada saudaranya yang teraniaya di Palestina,” tutur Januar.

Komunitas SDIT As Salam ingin menunjukkan kepada kaum muslimin yang lain bahwa, kaum muslimin harus peduli pada perjuangan rakyat Palestina.

Jadi pendidikan yang berlangsung menjadi konprehensif, karena meliputi siswa, guru, orangtua dan realita yang terjadi (lingkungan). Contohnya ya penggalangan dana ini, pada saat anak menyumbang, orangtua akan bertanya untuk apa? Tentu siswa akan bisa menjawab, karena di sekolah siswa sudah dijelaskan oleh guru. “Inilah yang kami maksud sebagai pendidikan karakter,” ungkap Januar.

Bagaimana caranya? Masih kata Januar, langkah awal adalah dengan menginformasikan ke orangtua siswa. Pihak SDIT As Salam memberitahukan ke Komite orangtua siswa bahwa akan mengadakan penggalangan dana untuk muslimin Gaza. Setelah itu menyebarkan surat ke semua orangtua siswa. Setelah orangtua siswa tahu, maka di hari-hari tertentu selama dua pecan guru-guru meminta kepada anak-anak untuk menyisihkan sebagian uang jajannya untuk membantu saudara-saudara mereka di Palestina.

“Kami juga menekankan kepada guru-guru untuk memotivasi anak-anak. Motivasi itu bisa melalui slide perjuangan rakyat Palestina, cd film perjuangan rakyat Palestina. Sehingga anak-anak paham dengan kondisi rakyat Palestina yang memang butuh bantuan,” terang Januar.

Alhamdulillah tidak ada hambatan, bahkan sambutan dari orangtua sangat bagus sekali. Bahkan ada sebagian orangtua yang juga meminta agar sekolah juga menyalurkan bantuan dari mereka, tidak hanya dari anak-anak saja. “Jadi orangtua terpanggil dan terlibat langsung,” kata Januar.

Untuk Palestina bantuan memang berupa uang, alasannya menurut Januar, karena—mengingat jaraknya yang jauh—uang paling mudah disalurkan. Nyatanya Dalam soal menumbuhkan empati ini, tak hanya untuk Palestina, tapi SDIT As Salam juga mengadakan penggalangan bantuan untuk korban banjir. Adapun yang menggerakkan bantuan banjir ini, Ibu-ibu guru As Salam, diantaranya Novita Agustina, SPd, Nurjannah, S Sos I dan Ani Murniasari, S Pt . Pengumpulan dilakukan dengan cara mengumpulkan sembako dari lingkungan sekitar. “Alhamdulillah telah kami salurkan bekerjasama dengan PKPU,” terang Januar.

Dengan penggalangan dana ini Januar berharap, anak didiknya tahu sejak dini, bahwa hakikat perjuangan rakyat Palestina adalah membebaskan negeri dari penjajahan dan membebaskan al Aqsha sebagai kiblat pertama umat Islam masjid yang disucikan, dari cengkeraman Israel. “Setelah tumbuh rasa empati mereka punya hati yang teduh, siap membantu,” katanya.

Penggalangan dana yang disalurkan ke SIGAP berjumlah Rp 9.211.600 (sembilan juta duaratus sebelas ribu enam ratus rupiah). Tapi, sebenarnya dana yang terkumpul sampai angka 16 juta. Karena pengumpulan dilakukan bertahap dan penyalurannya pun bertahap. Penyalurannya juga lewat PKPU. “Kami sangat tidak menyangka dengan respon anak-anak,” kata Januar. (Eman Mulyatman)

Catatan:

Bagi kaum muslimin yang ingin ikut serta dalam kebaikan ini dan membantu rakyat Palestina, silakan salurkan rizki terbaiknya ke Infaq Peduli Palestina lewat SIGAP (Solidaritas Gaza Aqsha Palestina), Transfer dana ke Rekening Bank Syariah Mandiri nomor rekening 069 703 1963.

Setelah transfer mohon konfirmasi ke 0878 7648 7687  dengan format : Nama/Alamat/ NominalDonasi/ BankTujuan.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan antum dengan kebaikan yang lebih baik lagi.

Jazakumullah Khairan Katsira.     


Nasi Jagung Manglie: Solusi untuk Penderita Diabetes    



  
Share this article :

Posting Komentar